Sabtu, 04 Juli 2009

SEJARAH SINGKAT TETADA KALIMASADA

Wawancara khusus dengan Bapak Ir. Eddy Surohadi, Guru Besar Tetada Kalimasada

Bekal dari orang tua , serta pengalamannya menggeluti keilmuan tenaga dalam ditambah masukan-masukan dari adik-adiknya, serta dukungan dari istri tercinta merupakan bekal bagi Ir.Eddy Surohadi untuk mewujudkan cita-citanya menciptakan suatu metodologi keilmuan tenaga dalam. Dengan bermunajad kepada Allah SWT akhirnya terwujudlah suatu metodologi keilmuan Tenaga Dalam yang praktis dan modern dengan menjauhi hal-hal yang berbau mistik dan syirik.

Metodologi keilmuan ini kemudian diberinya nama "Kalimasada". Muridnya yang pertama belajar metodologi keilmuan ciptaanya ini adalah istrinya dr. Ida Surohadi beserta adik kandungnya yang nomor enam. Istrinya, dr. Ida Surohadi selanjutnya diserahi tanggung jawab membina bidang kepelatihan sebagai Ketua Dewan Pelatih Pusat sampai sekarang.

Setelah Oktober 1994 adiknya yang nomor tujuh, Drs.Joko H. Suroso diserahi tanggungjawab untuk membantu membina bidang keilmuan, adiknya yang nomor tujuh ini tekun mempelajari ilmu Tetada Kalimasada langsung dari sang kakak sulungnya tersebut dan banyak memberikan masukan-masukan yang bermanfaat bagi perkembangan keilmuan LPI Tetada Kalimasada.

Selanjunya semua adik-adiknya belajar metodologi keilmuan ini. Istri dan adik kandungnya inilah yang banyak membantu perkembangan Tetada Kalimasada. Diantara adik-adiknya tersebut yang paling menguasai dan aktif mengembangkan metodologi keilmuan Tenaga Dalam ciptaan Ir. Eddy Surohadi ini adalah Drs. Ec. Joko Heruroso dan dr. Ida Surohadi, sang istri. Kedua orang ini pulalah yang aktif ikut membantu mengembangkan organisasi Lembaga Pengembangan Ilmu Terapi Tenaga Dalam Tetada Kalimasada sampai saat ini.

Pengenalan keilmuan Tetada Kalimasada kepada masyarakat umum dimulai pada acara ujian anggota perdana yang pertama yang dilaksanakan di Hotel ELMI Surabaya pada tanggal 24 November 1991. Tanggal inilah yang selalu diperingati setiap tahun sebagai tanggal berdirinya Tetada Kalimasada Indonesia. Pada saat itu Ir.Eddy Surohadi memprakarsai berdirinya Lembaga Pengembangan Ilmu Beladiri Tenaga Dalam Tetada Kalimasada dengan mengajak adik, istri dan teman-temanya untuk bergabung dengan Lembaga yang yang didirikannya itu. Pada saat itu Lembaga ini memfokuskan kegiatannya pada keilmuan bela diri tenaga dalam dengan nama Lembaga Pengembangan Ilmu Beladiri Tenaga Dalam Kalimasada.

Tetapi pada 25 Oktober 1992 orientasi pelatihan lebih dititikberatkan pada Terapi untuk kesehatan. Berkaitan dengan itu nama Lembaga disesuaikan menjadi Lembaga Pengembangan Ilmu Terapi Tenaga Dalam Kalimasada. Sejak berubah menjadi olahraga terapi tersebut Kalimasada berkembang lebih pesat. Selanjutnya pada ulang tahun ke-3 Kalimasada di Gedung Go Skate Surabaya 25 Oktober 1994 diresmikan nama baru Kalimasada menjadi Lembaga Pengembangan Ilmu Terapi Tenaga Dalam Tetada Kalimasada (LPI Tetada Kalimasada).

Sejak awal berdirinya Tetada Kalimasada banyak didukung oleh kalangan medik. Kalangan medik ini banyak membantu dalam memberikan masukan-masukan yang berkaitan dengan kesehatan.

Pengembangan Kalimasada di Luar Negeri

Pengembangan di luar negeri dimulai dari presentasi Tetada Kalimasada di Rotary Singapura kemudian disusul dengan dilatihnya anggota perdana pertama bertempat di KBRI Singapura (Januari 1993).

Selanjunya pada medio Pebruari 1993 Team Pengembangan Tetada Kalimasada ke luar negeri menghadap pimpinan negara pada saat itu untuk untuk minta ijin/ dukungan rencana pengembangan Tetada Kalimasada ke Amerika, pimpinan negara saat itu mendukung pengembangan Kalimasada ke luar negeri. Selanjutnya Ir. Eddy Surohadi bersama team berangkat ke USA untuk menyelenggarakan Ujian Perdana Pertama di Skyline Theatre Houston Texas disusul ujian-ujian perdana di Tuscon, Los Angeles dan San Francisco.

Perkembangan di USA menjadi makin berarti setelah diselenggarakan seminar di Wisma Indonesia di Tilden Street Washington DC pada bulan Juni 1994 yang diselenggarakan oleh Duta Besar RI di USA Dr. Arifin Siregar dengan mengundang para Diplomat dan warga negara Indonesia di Washington DC.

Sebagai pembicara tunggal resmi pertama di USA tersebut adalah Ir. Eddy Surohadi didukung oleh demo para anggota yang berdatangan dari Los Angeles dan Tucson.. Selesai seminar Bapak Dubes RI untuk USA, Dr. Arifin Siregar beserta Ibu dan para Pejabat Indonesia di KBRI serta beberapa warga masyarakat menyatakan ikut bergabung mengikuti pelatihan Tenaga Dalam Kalimsada, memelopori angkatan pertama Kalimasada Washington DC.

Perkembangan Kalimasada di Eropa

Setelah mengadakan seminar di Washington DC, Ir. Eddy Surohadi melanjutkan perjalanannya ke Nederland bertempat di Ryswik Ir.Eddy Surohadi menjadi pembicara tunggal serta melakukan demo yang didukung oleh Drs.Utomo Yosodirjo (Asisten Pelatih dari Jakarta). Penyelenggara seminar adalah perkumpulan warga Tionghoa keturunan Indonesia di Ryswik.

Seminar besar ini mengundang para peserta dari seluruh Nederland dan negara-negara di sekitarnya. Tidak kurang dari 300 orang hadir pada acara tersebut. Setelah seminar ada sekitar 60 orang yang menyatakan diri bergabung menjadi anggota perdana Kalimasada di Nederland.

Pada periode berikutnya Tetada Kalimasada membuka cabang di Amsterdam kemudian terus berkembang ke negara-negara sekitarnya, yaitu Finlandia, Swedia, Belgia, Jerman, dan Austria.

Pada bulan Mei 1998 Ir. Eddy Surohadi menyelenggarakan Seminar Internasional ke-3 bertempat di markas besar OPEC Wina Austria, seminar ini dibuka langsung oleh Sekjen OPEC Dr. Rilwanu Lukman. Bertindak sebagai pembicara pada saat itu adalah Ir.Eddy Surohadi dibantu oleh Dr. Abdul Muin (anggota Tetada Kalimasada Austria yang menjadi staf di OPEC). Demo dipimpin oleh Drs. Suhartono (Ketua Tetada Kalimasada Austria). Selesai seminar hampir seluruh peserta seminar mengikuti Pelatihan Tetada Kalimasada. Sekjen OPEC beserta ibu juga mengikuti latihan tingkat Perdana.

Perkembangan di Indonesia

LPI Tetada Kalimasada berkembang dengan cepat di Indonesia. Hingga saat ini telah menjangkau 80 daerah dengan sekitar 240 cabang dan unit latihan di seluruh Indonesia. Jumlah peserta yang terdaftar saat ini lebih kurang 80.000 orang yang tersebar di seluruh Indonesia.

Sepintas Mengenai Tetada Kalimasada

Lembaga ini bernama Lembaga Ilmu Terapi Tenaga Dalam Tetada Kalimasada disingkat LPI Tetada Kalimasada.

1. Apakah Tetada Kalimasada itu ?

Tetada Kalimasada adalah olahraga Terapi dengan cara membangkitkan kemampuan tenaga Dalam seseorang melalui latihan-latihan tertentu. Dengan menggunakan teknik yang praktis dan moderat tanpa menggunakan mantra atau puasa atau cara-cara tertentu yang berbau mistik/ syirik. Kemoderatan Tetada Kalimasada yang berpusat di Surabaya ini tampak dari setiap latihannya yang menggunakan irama standar dengan menggunakan pukulan atau suara Tambur/ Bedug dan Musik. Maksud penggunaan Irama dengan musik standar ini adalah agar seluruh anggota Tetada Kalimasada diseluruh dunia pada saat latihan mempunyai standar irama dan waktu yang sama sehingga dapat merasakan manfaat yang sama dengan tingkat power tenaga dalam yang standar.

Nama Kalimasada sendiri diambil dari cerita Wayang Purwo, adalah senjata milik Puntadewa Putera tertua dari lima bersaudara Pendawa. Puntadewa yang disebut juga Yudistira dikenal sangat sabar, berbudi pekerti yang baik dan santun, senjatanya yang bernama Kalimasada tersebut dikenal sangat ampuh.

Adapun filosofi pemberian nama Kalimasada pada Lembaga Pengembangan Ilmu Terapi Tenaga Dalam Tetada Kalimasada adalah bahwa ilmu ini akan ampuh jika dimiliki oleh seorang yang sabar dan berbudi pekerti yang baik.

2. Bagaimana Kalimasada bisa tercipta ?

Metodologi Keilmuan Tetada Kalimasada diciptakan oleh Ir. Eddy Surohadi alumni ITS Surabaya, putera tertua dari delapan bersaudara anak pasangan suami istri Bapak R. Suroso Sastrosudiro dan Ibu Herawati Rodiah. Bekal yang didapatnya dari orang tua serta pengalamannnya menggeluti keilmuan tenaga dalam ditambah dengan bantuan dari adik-adiknya serta istrinya untuk mewujudkan cita-citanya menciptakan suatu metodologi keilmuan tenaga dalam. Dengan bermunajad kepada Allah SWT akhirnya terwujudlah suatu metodologi keilmuan Tenaga Dalam yang praktis dan modern dengan menjauhi hal-hal yang berbau mistik dan syirik. Metodologi Keilmuan dan Terapi Tenaga Dalam ini kemudian diberinya nama Tetada Kalimasada.

3. Unsur-unsur apa saja yang ada didalamnya :

Unsur-unsur yang ada didalamnya adalah unsur Gerakan (jurus), pernafasan, Konsentrasi, Relaksasi Progresif, dan Sinkronisasi Getaran.

4. Berasal dari manakah Tetada Kalimasada ?

Tetada Kalimasada berasal dari Kota Surabaya, Indonesia.

5. Apakah Tetada Kalimasada sudah mendunia ?

Ir. Eddy Surohadi terus berusaha untuk mengenalkan Tetada Kalimasada ke Seluruh Dunia dengan menyelenggarakan seminar-seminar dan Presentasi di manca negara. Diantaranya di Berkeley University USA, Tucson University, Wisma Indonesia Washington DC di USA. Perkembangan Tetada Kalimasada di USA pada saat itu dipelopori oleh Duta Besar RI untuk USA, Bapak DR. Arifin Siregar beserta Ibu. Kemudian di Ryswik, Amsterdam, Den Haag di Belanda, Helsinki - Finlandia, Stockholm - Swedia, Belgia, Bon, Frankfurt dan Heilbrone di Jerman, dan di Wina Austria. Ketua Tetada Kalimasada Austria Drs. Suhartono Zahir (Atase Ilmu Pengetahuan KBRI Wina) bersama para staf ahli Indonesia di Organisasi Minyak Dunia OPEC memelopori penyelenggaraan Seminar Tetada Kalimasada di Sekretariat Jenderal OPEC di Wina. Seminar OPEC ini dibuka langsung oleh Sekretaris Jenderal OPEC DR. Rilwanu Lukman pada saat itu (Mei 1998). Sekjen OPEC dan istri serta staf ahli negara-negara anggota OPEC beserta keluarga yang menghadiri seminar tersebut semuanya tertarik dan ikut memelopori pembentukan Tetada Kalimasada cabang Sekretariat Jenderal OPEC.

Sampai saat ini seminar-seminar dan presentasi terus diselenggarakan dimanca negara.

6. Anggota Tetada Kalimasada saat ini sudah tersebar di 17 Negara di Dunia.

7. Bagaimana perkembangannya di Dunia ?

Perkembangan di Dunia cukup berarti. Media TV Dunia seperti CNN International, sudah dua kali menyiarkannya. Demikian juga koran-koran dan majalah, radio dan televisi setempat.

8. Tetada Kalimasada dikenalkan di Indonesia sejak 24 November 1991 di kota Surabaya.

9. Pelopor Tetada Kalimasada adalah Ir. Eddy Surohadi yang merupakan Guru Besar Tetada Kalimasada dan juga sebagai satu-satunya Pencipta Metodologi Keilmuan Tetada Kalimasada. Dalam organisasi Tetada Kalimasada istilah Guru Besar disebut Ketua Dewan Pembina.

10. Bagaimana Tetada Kalimasada bisa dikenal di Indonesia :

Tetada Kalimasada dikenalkan di Indonesia melalui media massa dan banyak didukung oleh kalangan medik, tokoh-tokoh Guru Besar di bidang kedokteran serta para dokter spesialis, dokter umum/ gigi dan psycholog.

11. Hingga saat ini apakah Tetada Kalimasada populer di Indonesia :

Tetada Kalimasada sudah sangat populer di Indonesia dan mempunyai cabang yang tersebar di banyak kota besar di Indonesia.

12. Bagaimana perkembangannya di Indonesia ?

Perkembangannya cukup pesat.

13. Secara umum, siapa sajakah kebanyakan penggemar Tetada Klaimasada saat ini (berdasarkan kelas sosial ekonomi) kenapa ?

Kebanyakan penggemar Tetada Kalimasada adalah golongan menengah keatas. Kenapa ? Mungkin karena golongan strata inilah yang punya cukup waktu untuk berolah raga yang rutin. Serta mempunyai wawasan yang lebih luas tentang perlunya menjaga kesehatan tubuh demi usaha mencegah datangnya penyakit.

14. Secara umum siapa sajakah yang disarankan sebaiknya mengikuti Kalimasada ? Mengapa demikian ?

Disarankan kepada mereka yang sehat atau yang kebetulan sedang sakit. Bagi yang sehat, latihan ini dimaksudkan untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan vitalitas tubuh dan tetap awet muda serta meningkatkan gairah dan kemampuan sex. Sedang bagi yang sakit, latihan ini dimaksudkan agar dapat mempercepat kesembuhan dan membantu terbentuknya anti bodi terhadap penyakit. Bagi penyakit-penyakit tertentu latihan ini untuk mengobati langsung penyakit tersebut.

15. Bagaimana cara-cara mengikuti Tetada Kalimasada ?

Silahkan menghubungi sekretariat terdekat, untuk Jakarta dapat menhubungi Padepokan Tetada Kalimasada Jabotabek di Jl. Alam Permai IX PY 19-20, Pondok Indah, Jakarta Selatan, telp. : 021-75900561.

16. Apakah wadah Induk Tetada Kalimasada ?

Wadah induknya adalah Lembaga Pengembangan Ilmu Terapi Tenaga Dalam Tetada Kalimasada dan berpusat di Graha Kalimasada Surabaya di Jl. Kali Kepiting 111, Surabaya, telp. : 031-5946506.

5 (Lima) Unsur Pembangkit Tenaga Dalam Tetada Kalimasada

Anggota Tetada Kalimasada secara garis besar sudah pernah atau sering mendengar seminar/ sarasehan/ presentasi, membaca brosur, penjelasan Pelatih/ Aspel, bahwa inti latihan dari Lembaga Pengembangan Ilmu dan Terapi Tenaga Dalam "Tetada Kalimasada" adalah membangkitkan tenaga listrik dari "generator tubuh manusia" dan mengoptimalkannya sehingga menjadi "electro power" atau biasa disebut "bio-listrik" yang bisa dimanfaatkan sebagai tenaga pengobatan maupun beladiri.

Dengan suatu metode tertentu serta ketekunan berlatih, aliran-aliran listrik dalam tubuh manusia atau getaran-getaran bio-listrik yang disebut dengan "tenaga dalam" dapat disalurkan kemana saja, baik ke dalam tubuh sendiri ataupun keluar tubuh (ditransfer).

Penyaluran getaran listrik inilah yang dapat dipergunakan untuk berbagai macam keperluan, misalnya untuk pengobatan diri sendiri, orang lain maupun bela diri. Proses atau faktor penunjang untuk membangkitkan dan mengelola tenaga dalam "Kalimasada" adalah dengan metode-metode atau latihan-latihan tertentu.

Pada kesempatan ini akan kami uraikan sedikit mengenai metode-metode latihan Tenaga Dalam Tetada Kalimasada.

Metode Latihan Tenaga Dalam Kalimasada

1. Gerakan Jurus

2. Olah Pernafasan

3. Konsentrasi Alpha

4. Relaksasi Progresif dan

5. Sinkronisasi Getaran

1. Gerakan Jurus

Jurus yang diajarkan oleh Kalimasada merupakan suatu gerakan-gerakan yang "menggesek" kumpulan-kumpulan syaraf atau "cakra", yang mana merupakan pusat atau sentral daripada medan listrik yang ada di tubuh manusia, dengan tujuan "memberikan rangsangan" agar membuat jadi aktif bio-listrik yang ada di dalam tubuh tersebut.

Menurut LPI Tetada Kalimasada, ada 7 (tujuh) "Pusat Medan Listrik", didalam tubuh manusia atau yang disebut dengan istilah "Cakra", yang terdiri dari : Cakra Dasar/ Akar/ Sex, Cakra Pusar, Cakra Limpa, Cakra Jantung, Cakra Tenggorokan, Cakra Alis, dan Cakra Mahkota.

<<

2. Olah Pernafasan

Nafas adalah kebutuhan mendasar bagi setiap mahkluk hidup bahkan oleh bayi yang masih dalam kandungan ibunya sekalipun.

Manusia sebagai mahkluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, memiliki alat pernafasan yang vital untuk kelangsungan hidupnya. Manusia dapat bertahan hidup tanpa makan dan minum dalam waktu yang relatif cukup panjang, bisa beberapa hari atau minggu, namun manusia tidak sanggup bertahan beberapa saat saja tanpa menghirup udara atau tanpa bernafas.

"Nafas" adalah "Hidup". Segala sesuatu kehidupan di dunia ini tergantung dari nafas, itu suatu kenyataan yang tidak dapat kita pungkiri. Lamanya rangkaian nafas yang dapat dipertahankan itulah yang menentukan panjang dan pendeknya kehidupan.

Seperti yang telah disebutkan diatas, bahwa kebutuhan manusia yang lain seperti makan, minum dan sebagainya, masih dapat ditunda atau ditangguhkan beberapa hari lamanya, tetapi macetnya pernafasan selama beberapa menit sudah dapat membawa akibat kematian bagi manusia. Dengan demikian kita dapat mengetahui betapa pentingnya arti "pernafasan" itu, dan merupakan suatu hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Udara yang mengandung Oksigen (Zat Asam) maupun Nitrogen (Zat Lemas) dan sebagainya yang dibutuhkan oleh manusia dan mahkluk hidup lainnya, yang merupakan Karunia Tuhan Yang Maha Pemurah, yang kita hirup sepanjang hidup kita tanpa harus membeli atau membayar satu senpun, namun kebanyakan dari kita seringkali bersikap tidak peduli, melupakan dan tanpa rasa syukur akan nikmat yang tidak terhingga yang diberikan oleh Tuhan tersebut, sehingga kita bersikap sepi saja terhadap arti pernafasan yang sangat begitu penting artinya bagi manusia.

Mungkin selama ini, atau sejak kita dilahirkan sudah tidak asing lagi dengan apa yang disebut pernafasan itu, namun bagi kita jarang menjiwai atau merasakan dengan sebenarnya pada udara yang ada di sekeliling kita.

Marilah kita sejenak merasakan, menikmati serta menjiwai udara yang ada di sekeliling kita, yang mungkin selama ini kita sepelekan. Caranya : tariklah/ hiruplah udara yang segar dengan pernafasan yang panjang, keluarkan dan hirup udara lagi, demikian kita ulangi beberapa kali.

Apa yang kita rasakan, akan terasa suatu "kenikmatan" atau "kesegaran" yang selama ini kurang begitu kita perhatikan, kenikmatan dan kesegaran itu akan menyebar keseluruh tubuh kita.

Sukar untuk menguraikan dengan kata-kata bagaimana kenikmatan yang kita terima dan rasakan tersebut. Hal itu sudah cukup merupakan suatu tindakan awal bagi kita dalam mengenal udara dan pernafasan dengan lebih nyata, dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya yang mana selama ini kita mengacuhkannya.

Dan suatu hal yang akan menjadi suatu langkah lanjut yang lebih bermanfaat bagi diri kita apabila kita dapat belajar serta melakukan cara bernafas yang benar dari ahli-ahli yang benar, yang pada akhirnya dapat menimbulkan kesehatan, kekuatan yang bermanfaat bagi diri kita dan bermanfaat bagi kepentingan orang banyak.

Seperti yang kita ketahui bahwa udara yang kita hirup ini mengandung Oksigen (Zat Asam) dan Nitrogen (Zat Lemas) yang semua itu sangat vital bagi kehidupan manusia diatas bumi ini.

Tetapi sangat berbeda sekali arti pernafasan bagi orang awam dengan seseorang yang mengerti atau mengetahui betapa pentingnya "melakukan cara bernafas yang benar sesuai dengan aturan yang ditentukan".

Orang awam mengempas nafasnya sehari-hari, menghabiskan tenaga dan kekuatan inti didalam tubuhnya dengan cara hidup yang semata-mata memburu kepentingan hawa nafsu keduniawian semata tanpa memperhatikan kesehatan tubuh dan jiwanya.

Seorang ahli yang mengerti arti cara bernafas yang benar, biarpun hidup seperti layaknya manusia awam pada umumnya, namun memiliki kelebihan tertentu dalam membentengi diri dengan cara membina "tenaga didalam tubuhnya", sehingga senantiasa terpelihara sebagai "sumber inti tenaga" yang utuh dan tidak dibocorkan/ dibuang dengan sia-sia.

Kalau kita mengamati lebih dalam, bahwa hidup manusia bukan sekedar datang dari makanan dan minuman yang kita telan setiap hari, tetapi fungsi pernafasan didalam menghirup sumber tenaga alam semesta merupakan "sumber tenaga yang luar biasa", yang menggerakkan paru-paru, jantung serta organ-organ bagian dalam lainnya untuk mengolah sari makanan dari dalam lambung kita dan mengubahnya menjadi tenaga yang berguna.

Sekarang yang menjadi permasalahan ialah bagaimana dan dengan cara apa kita bernafas atau menghirup udara yang berisi zat-zat inti kehidupan itu, agar terhimpun sebagai sumber energi didalam tubuh kita.

Di dalam tubuh manusia terdapat suatu tempat atau wadah yang dapat dinamakan sebagai "samudera energi" atau "Sumber dari Sumber Kekuatan" yang merupakan tempat bersemayamnya "daya kekuatan inti" dan apabila dilatih dengan cara yang benar akan dapat didayagunakan sesuai dengan keinginan kita.

Hal ini tidak mungkin dicapai atau didayagunakan dengan sekedar mengandalkan pernafasan luar, yang biasa dilakukan oleh manusia biasa pada umumnya, tenaga mereka habis musnah dan otot-otot tubuh mereka tidak mengandung daya kekuatan, sehingga nafas memburu terengah-engah apabila mereka bergerak atau berlari dalam jangka waktu yang pendek saja.

Hanya orang yang mengerti sajalah yang dapat mengatur pernafasannya dan menyimpan kekuatan inti mereka dengan tidak memboroskannya dengan mempergunakan sebagaimana yang diperlukan.

Orang yang mengetahui betapa pentingnya arti arti pernafasan, akan berpendapat bahwasanya suatu kehidupan apabila ditopang dengan cara bernafas yang baik dan benar akan dapat menyebabkan penyakit menjadi suatu hal yang "langka' dan kemampuannya pun akan menjadi "luar biasa".

Di dalam hal ini para ahli dari dunia Timur telah menunjukkan kebolehannya dalam menemukan berbagai macam sistem pengolahan pernafasan. Sedangkan di dunia barat jauh ketinggalan dibandingkan dengan bangsa dari Timur.

Oleh karena itu berbanggalah kita sebagai orang Timur, karena kita dapat belajar dan mempelajari serta berlatih cara mengolah pernafasan yang benar dari guru bangsa kita sendiri, yang nantinya dapat kita gunakan untuk kepentingan diri kita pribadi dan dapat kita amalkan demi kepentingan orang banyak, amin.

Olah pernafasan dalam yayasan Tetada Kalimasada adalah "pernafasan perut" atau "nafas abdomen" dengan siklus "segitiga sama kaki" yang cara penarikan dan cara pengeluarannya adalah dengan mempergunakan hidung (nafas alami), dan lamanya antara tarik dan keluar harus sama, yaitu selama 15 dzikir dan disamping itu ada proses "tekan nafas" selama 33 dzikir yang dilakukan dibawah diafragma yang dapat divisualisasikan letaknya, yaitu 3 jari dibawah pusar.

Disamping itu untuk kesempatan pada waktu tekan nafas harus ada "kerutan pada anus", hal ini juga bertujuan agar yang mempunyai sakit wasir/ ambeien tidak terjadi akibat yang merugikan.

<<

3. Konsentrasi Alpha

Konsentrasi yang dipergunakan dalam Kalimasada adalah "Konsentrasi Alpha", yaitu melakukan konsentrasi dengan cara "berdzikir" atau memuji serta mengagungkan Nama Tuhan secara berkesinambungan, yang mana dalam hal ini bertujuan serta berfungsi untuk menembus "lapisan bawah sadar" manusia untuk menuju konsentrasi dimana tingkat emosi dalam keadaan 0 (nol) tetapi pikiran dalam kondisi terkontrol penuh, dengan kata lain tenang tetapi waspada.

Dengan penggabungan antara "gerakan jurus", olah pernafasan dan konsentrasi inilah suatu proses pembangkitan dan pengaktifan tenaga dalam dari tubuh pemiliknya dapat terjadi. Melakukan jursu dengan pengolahan pernafasan ini dapat disebut dengan "nafas lahir", sedangkan konsentrasi dengan cara berdzikir disebut dengan "nafas bathin".

Jadi adanya keseimbangan antara "nafas lahir" dan "nafas bathin" adalah mutlak dibutuhkan dalam keilmuan kalimasada.

<<

4. Relaksasi Progresif

Relaksasi progresif atau disebut juga dengan istilah "tafakur" adalah suatu cara atau proses pendistribusian aliran bio-listrik ke seluruh tubuh/ ke tempat tertentu sesuai dengan keinginan kita. Dalam kondisi ini kelima indera kita harus dapat dipasifkan (dengan cara dan metode tertentu) karena perintah pengaliran bio-listrik itu harus terjadi dari "indera keenam" kita atau dengan kata lain semua "komputer" di tubuh kita harus dimatikan agar indera keenam dapat aktif.

<<

5. Sinkronisasi Getaran

Sinkronisasi getaran adalah merupakan suatu proses atau tahapan yang dilalui dalam pembangkitan tenaga dalam Kalimasada. Acara ini dilaksanakan secara kolektif atau bersama-sama, dimana guru besar atau Pembina keilmuan menerima pancaran getaran bio-listrik dari seluruh peserta yang hadir kemudian frekuensi getaran tersebut di-"tune in" ke frekuensi yang efektif untuk pengobatan, kemudian diakselerasikan kembali kepada masing-masing peserta. Biasanya dalam acara ini juga dilakukan praktek pengobatan secara massal, baik pengobatan untuk diri sendiri, orang lain, juga pengobatan jarak jauh.

PERWAKILAN

Kantor Pusat :

Graha Kalimasada

Jl. Kali Kepiting 111

Telp. : 031-3820140, 3820651, 5946506

Email : kalimasada@telkom.net

Wilayah Jabotabek dan sekitarnya :

Padepokan Tetada Kalimasada

Jl. Alam Permai IX Blok PY Nomor 19-20,

Pondok Indah, Jakarta Selatan

Telp. : 021-75900561

(Contact person : Yasti)

Wilayah Jawa Barat :

Sekretariat Bandung Pasundan

Jl. Srigading No. 31, Bandung

Telp. : 022-4232761

(Contact person : Agus Kostaman, SH)

Wilayah Jawa Tengah :

Guest House Tetada Kalimasada

Puri Anjasmoro Blok P12 No. 5

Semarang

Telp. : 024-609931

(Contact person : Sri)

Wilayah Bali dan Lombok :

Guest House Tetada Kalimasada

Jl. Pesona Wisata Utama 12

(Jl. Imam Bonjol - Kuta)

Di depan Alfa - Imam Bonjol

Denpasar

Telp. : 0361-488091

(Contact person : Santi)

Informasi untuk daerah lainnya akan segera menyusul.

Pengikut

Arsip Blog